Home » , » ADAB KEPADAD AHLI BAIT

ADAB KEPADAD AHLI BAIT

Written By Rachmat.M.Flimban on Senin, Desember 26, 2022 | Senin, Desember 26, 2022

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Adab Kepada Ahli Bait dan Haramnya Mengaku Ahli Bait Tanpa Hak

Oleh : Ustadz Abu Abdillah Al-Atsari

ADAB KEPADA AHLI BAIT

  1. Mengagungkan Mereka Dengan Pantas
    Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah berada di pertengahan dalam mencintai ahli bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam [6]. Mereka tidak berlebihan dan tidak pula membatasi. Pengagungan yang dilandasi dengan keadilan, tidak sekedar hawa nafsu. Kita mengagungkan seluruh kaum muslimin dan muslimat dari keturunan Abdul Mutholib dan para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Mencintai semuanya. Apabila ahli bait itu termasuk seorang sahabat, maka kita menghormatinya karena keimanan, ketaqwaan, kebersamaannya dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan karena termasuk keluarga beliau. Apabila bukan termasuk shahabat maka kita mencintai karena keimanan dan keberadaannya sebagai ahli bait.
  2. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berlibur.

    أُذَكِّرُكم اللهَ في أهلِ بيتي، ثلاثًا

    “ Dan terhadap ahli baitku, saya ingatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku ”. Beliau mengulang ucapannya sampai tiga kali” [HR Muslim : 24028]

    Sungguh, cerminan perilaku salaf dalam mengagungkan ahli bait sangatlah tinggi. Simaklah penuturan berikut ini.

    Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib pernah masuk menemui Umar bin Abdul Aziz dalam suatu keperluan, lantas Umar bin Abdul Aziz berkata: “Apabila engkau memiliki kebutuhanku, maka kirimlah utusan atau tulislah surat, karena aku malu kepada Allah apabila Dia melihatmu di depan pintu rumahku” [Asy-Syifa 2/608, Lihat Dam'ah Ala Hubb Nabi, hal. 51]

    Asy-Sya'bi berkata : “Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'anhu suatu ketika menshalati ibunya yang telah meninggal. Ketika sudah selesai, maka untainya di dekatkan ke agar dinaiki. Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma kemudian datang mendekat dan mengambil tali kekang (untuk Zaid Radhiyallahu 'anhu). Melihat hal itu, Zaid Radhiyallahu 'anhu berkata : “Biarkan, wahai anak paman Rasulullah”. Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma menimpali : “Demikianlah seharusnya kita menuntut kepada ulama”. Maka Zaid Radhiyallahu 'anhu mencium tangan Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma dan membalas : “Demikianlah kita diminta untuk melakukan kepada ahli bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam” [Asy-Sifa 2/608]

    Ahlus Sunnah dalam masalah ini, merupakan orang yang paling berbahagia dalam melaksanakan wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas. Mereka mencintai dan mendudukkan ahli umpan sesuai dengan proporsinya yang pantas, tidak lebih. Hal ini berbeda dengan para pengekor hawa nafsu dari kalangan Rafidhah dan yang semisalnya yang ghuluw terhadap sebagian dan membatasi sebagian yang lain, bahkan boleh dikatakan mereka mencela kebanyak ahli umpan. Sebagai contoh sikap ghuluw mereka kepada ahli umpan yaitu keyakinan mereka adanya imam dua belas, yang dimaksud Ali, Hasan, Husain dan sembilan anak keturunan Husain!!?

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : “Orang yang paling jauh dalam melaksanakan wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas adalah orang-orang Rafidhah, mereka memusuhi Al-Abbas Radhiyallahu 'anhuma dan keturunannya, bahkan bisa dikata mereka memusuhi kebanyakan ahli bait” [ Majmu Fatwa 4/419]

    Andaikan kita renungi dengan akal yang jernih, niscaya setiap orang yang masih punya sedikit ilmu saja akan memastikan bahwa ini adalah kedustaan ​​dan bualan Rafidhah kepada para imam, dan tentu para imam melepaskan diri dari itu semua.

    رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

“ Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena Engkau-lah yang Maha Pemberi karunia ” [Ali-Imran/3 : 8]
  1. Mencintai Dan Mendo'akan Kebaikan
  2. Berdasarkan keumuman firman Allah yang berbunyi.

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

    “ Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a : “Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah percaya lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang -orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantuan lagi Maha Penyayang ” [Al-Hasyr/59 : 10]

    Imam Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab shahih-nya bahwa Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu pernah berkata kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu : “Sungguh aku lebih senang menyambung tali kekerabatan kepada keluarga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam daripada keluargaku sendiri” [HR Bukhari : 3712]

    Masih dalam Shahih Bukhari bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu ketika pulang dari shalat Ashar ia melihat Hasan Radhiyallahu anhu sedang bermain-main bersama anak-anak yang lain di jalan. Lalu Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu menggendong Hasan Radhiyallahu 'anhu di atas pundaknya sambil berkata “Demi bapakku yang menjadi tebusan, Hasan lebih mirip Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dibandingkan dengan Ali Radhiyallahu 'anhu. Mendengar hal itu Ali Radhiyallahu 'anhu hanya bisa tertawa” [HR Bukhari : 3542]

    Baca Juga :  Keutamaan Ahli Bait dan Siapa Ahli Bait?

    Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkomentar : “Hadits ini menunjukkan keutamaan Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu dan kecintaannya kepada kerabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam” [Fathul Bari 6/694]

    Syaikhul Islam rahimahullah berkata : “Ahlus Sunnah wal Jama'ah mencintai ahli bait dan berloyalitas kepada mereka. Ahlus Sunnah selain menjaga wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berkata pada hari Ghodir Khum : Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku” [Syarah Al-Aqidah Al-Washitiyyah 2/273] [7]

  1. Membela Dari Hujatan
  2. Termasuk bentuk membela Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah membela ahli bait dan keluarganya, lebih-lebih para istri beliau, khususnya Aisyah Radhiyallahu 'anhuma yang Allah telah sucikan dirinya dari segala tuduhan. Allah berfirman.

    اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

    “ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan dia baik bagi kamu. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bagian yang besar dalam penyiaran berita bohong itu menemukan adzab yang besar ” [An-Nur/24 : 11]

    Imam Ibnu Hazm rahimahullah telah membawakan sanadnya sampai kepada Hisyam bin Ammar dia berkata : Aku telah mendengar Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata : “Barangsiapa yang mencela Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu 'anhuma berhak dicambukl. Dan barangsiapa yang mencela Aisyah Radhiyallahu 'anha berhak melakukan pembunuhan”. Imam Malik ditanya, mengapa orang yang mencela pembunuhan Aisyah Radhiyallahu 'anha? Beliau menjawab : “Karena Allah telah berfirman tentang Aisyah Radhiyallahu 'anha dalam firmanNya:

يَعِظُكُمُ اللّٰهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِهٖٓ اَبَدًا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

    “ Allah mengubah kamu agar jangan kembali melakukan yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman ” [An-Nur/24 : 17]

    Imam Malik rahimahullah berkata : “Barangsiapa yang menuduh Aisyah Radhiyallahu 'anha, sungguh ia telah menyelisihi Al-Qur'an. Dan orang yang menyelisihi Al-Qur'an berhak melakukan pembunuhan”. Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkomentar : “Perkataan Imam Malik ini benar, karena hal itu merupakan kemurtadan yang nyata dan pelakunya berarti telah mendustakan Allah dalam ketegasanNya terhadap kesucian Aisyah Radhiyallahu 'anha” [Al-Muhalla 13/503] [8]

  1. Jangan Mencela
  2. Imam Bukhari dalam kitab shahih-nya telah menceritakan bahwasanya Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu berkata : “Perhatikan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keluarganya” [HR Bukhari : 3713]

    Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan kata-kata di atas : “Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu menghimbau manusia dan berwsiat kepada mereka. Maksudnya adalah agar manusia menjaga ahli bait, janganlah kalian menyakitinya dan berbuat jahat kepada mereka” [Fathul Bari 7/101]

  3. Menasehati Ahli Umpan Yang Bersalah
  4. Ketahuilah wahai saudaraku! Ahli umpan adalah manusia biasa, tidak ma'shum dan kesalahan. Mereka ada yang shalih dan ada yang fajir. Kemulian nasab ahli umpan tidak akan berarti sama sekali apabila tidak diiringi dengan keimanan dan ketaqwaan. Karena orang yang mulia di sisi Allah adalah orang yang beriman dan bertaqwa. Allah berfirman.

    اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

    “… sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu ” [Al-Hujurat/49 : 13]

    Apa artinya status sebagai ahli bait tetapi senang berbuat syirik, bid'ah, dan maksiat??! Tentunya tidak berguna kemuliaan nasabnya itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berlibur.

    وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

    “ Barangsiapa yang lambat amalannya, maka nasabnya tidak dapat mempercepat ” [HR Muslim : 2699, Ahmad 2/252, Abu Dawud : 3643, Tirmidzi : 2646, Ibnu Majah : 225, Darimi 1/99, Baghowi : 127, Ibnu Hibban : 84 ]

    Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata : “maknanya, bahwa amalan itulah yang menghantarkan seorang hamba mencapai derajat akhirat. Allah berfirman.

    وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ

    “ Dan tiap-tiap orang memperoleh derajat-derajat seimbang dengan apa yang dia kerjakan ” [Al-An'am/6 : 132]

    Maka barangsiapa yang lambat amalannya untuk sampai pada derajat tertinggi di sisi Allah, nasabnya juga tidak akan mempercepatnya untuk mencapai derajat tinggi tersebut, karena Allah mengiringkan balasan itu seimbang dengan amalan, bukan dengan nasab” [Jami'ul Ulum wal Hikam 2/308]

    Akan tetapi, apabila kita melihat ahli umpan yang bersalah, nasehatilah dengan baik, karena mereka pun kaum muslimin, berhak menerima nasehat. Nasehatilah bahwa perbuatannya menyelisihi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak pantas dikerjakan, imbasnya akan banyak ditiru oleh manusia lantaran status ahli umpan terpandang. Nasehati dengan kelembutan, maafkan apabila bersalah.

    Baca Juga   Pentingnya Mencintai dan Kedudukan Ahlul Bait
    Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah ketika berada pada hari-hari yang penuh cobaan, beliau lelah dan kedinginan. Kemudian beliau dibawa ke hadapan Khalifah Al-Watsiq. Al-Watsiq berkata : “Lepaskan ikatan tangan Syaikh”. Tatkala ikatan telah terlepas, Imam Ahmad rahimahullah hendak mengambilnya, Al-Watsiq pun bertanya : “mengapa kamu hendak mengambil ikatan tali itu?”. Imam Ahmad rahimahullah menjawab : “Karena aku berniat untuk berwasiat agar ikatan tali ini disatukan dalam kain kafanku, hingga aku bisa menuntut balas pada hari kiamat atas perbuatan zholim kamu”. Imam Ahmad rahimahullah menangis dan Al-Watsiq pun menangis sambil meminta agar dihalalkan. Imam Ahmad rahimahullah menjawab : “Sungguh aku telah memaafkanmu sejak hari pertama siksaan ini, demi memuliakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam karena kamu termasuk keturunan ahli baitnya! !” [Siyar A'lam An-Nubala 11/315]

  5. Besholawat Kepada Mereka

Berdasarkan hadits Ka'ab bin Ujroh : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami, dan kami pun bertanya kepadanya : “Kami sudah mengetahui bagaimana mengartikan salam kepadamu, sekarang bagaimana kami bershalawat kepadamu?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : Ucapkanlah.

اللَّهُـمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُـمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“ Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia ” [HR Bukhari : 4797, Muslim 4/126]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Demikian pula ahli bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mempunyai hak-hak yang wajib dijaga. Sungguh Allah telah menjadikan bagi mereka hak dalam seperlima harta ghonimah dan fa'i, dan telah memerintahkan kita untuk bershalawat kepada mereka dan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam” [Majmu Fatawa 3/407]

HARAMNYA MENGAKU AHLI BAIT TANPA HAK

Sungguh di zaman kita sekarang banyak sekali keturunan Arab maupun orang non Arab yang mengaku dan menyandarkan bahwa dia ahli bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Di negeri kita santer istilah Habib yang katanya mereka itu masih keturunan Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam alias ahli umpan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kalau pengakuannya memang benar dan ia mu'min sungguh Allah telah mengumpulkan pada dirinya antara kemuliaan iman dan kemuliaan nasab. Akan tetapi, masalah lain jika pengakuannya hanya sekedar omong kosong, maka orang yang semacam ini telah menerjang keharaman yang besar dia seperti orang yang pura-pura kenyang dengan sesuatu yang tidak diberi!! Benarlah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi.

المُتَشَبِّعُ بما لَمْ يُعْطَ، كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ

“ Orang yang pura-pura kenyang dengan apa yang tidak diberi, ibaratnya seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan ” [HR Muslim : 2129]

Keharaman mengaku atau menyandarkan pada suatu kaum yang bukan haknya telah tegas dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya.

لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلاَّ كَفَرَ، وَمَنِ ادَّعى قَوْمًا لَيْسَ لَهُ فِيهِمْ نَسَبٌ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“ Tidaklah seseorang mengaku-aku kepada bukan bapaknya sedang ia tahu, kecuali ia telah kafir [9] kepada Allah. Dan barangsiapa yang mengaku bahwa dia termasuk kaum ini padahal bukan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka ” [HR Bukhari : 3508, Muslim : 112]

Inilah yang dapat kami kumpulkan tentang ahli umpan, keutamaan dan adab kepada mereka. Kita memohon kepada Allah taufiq-Nya, kefaqihan dalam agama, dan tegar di atas kebenaran. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Mengabulkan do'a. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para shahabatnya. Amin Allahu A'lam

[Disalin dari Majalan Al-Furqon Edisi 08 Tahun VI/Robi'ul Awal 1428 [April 2007]. Rubrik Tazkiyatun Nufus dengan Judul BERSAMA AHLI BAIT NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM . Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma'had Al-Furqon, Alamat Maktabah Ma'had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]

_____
Footnote

[6]. Kewajiban ahli mencintai umpan telah ditegaskan oleh Imam Al-Baihaqi, Al-baghowi, Asy-Syafi'i, dan lain-lain. Lihat Ihya Al-Mayyit fi Fadha'il Ali Al-bait oleh As-Suyuthi.

[7]. Di tempat lain beliau berkata : “Demikian pula ahli bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, wajib mencintai mereka, berloyalitas dan menjaga hak-hak mereka” (Majmu Fatawa 28/491)

[8]. Ahkam Al-Qur'an 3/1356 oleh Ibnul Arabi, Asy-Syifa 2/267 oleh Al-Qadhi Iyadh 2/267, Ash-Shorimul Maslul hal. 571

[9]. Kafir disini maknanya adalah kufur nikmat, bukan kufur akbar (besar) yang mengeluarkan pelakunya dari Islam (red).

Rumah/Aktual : Cinta Nabi.../Adab Kepada Ahli Bait...

 Hadits Takwa , Dalil Naqli Al Akhir , Amalan Yang Di Cintai Allah , Cara Cepat Kaya Menurut Islam Yang Terbukti Sukses , Niat Sholat Jamak Isya Dan Maghrib

Source: Almanhaj.or.id
Author by: Rachmat Flimban
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين


Anda Sedang membaca artikel yang berjudul ADAB KEPADAD AHLI BAIT Silahkan baca artikel dari PERUM DUTA ASRI PALEM3 Tentang , Yang lainnya. Dan Ingin Mengeprint klik tombol prin di Bawah, atau bookmark halaman ini dengan URL : https://struktur-sosial.blogspot.com/2022/12/adab-kepadad-ahli-bait-dan-haram.html
Klik Untuk Print Friendly and PDF
Share this article :

Posting Komentar

Luangkan waktu untuk memberikan Saran atau masukkan atau komentar Anda! Semoga Artikel-artikel yang kami publikasihkan dapat bermanfaat.........
Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, marilah kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati, mohon maaf bila komentar anda tidak memenuhi kriteria tersebut akan di hapus. Bila anda ingin memberikan saran, kritik,masukan yang membangun, dan memberi tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang di bahas dengan senang hati , saya persilahkan. Terimakasih.

 
Support : Blog author | Rachmat.M,MA | Duta Asri Palem 3
Copyright © 2013. PERUM DUTA ASRI PALEM3 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger